Sebuah pesawat carter jatuh di sekitar Kutub Utara yang masuk wilayah Kanada (Canada's Arctic). Kecelakaan pesawat yang terjadi Sabtu sore waktu setempat ini menewaskan 12 orang dan melukai 3 orang. Pesawat Boeing 737-200 dengan tujuan Resolute Bay ini berangkat dari Yellowknife. Menurut First Air, sebuah maskapai di Kanata, Ontario, pesawat ini jatuh sekitar 10 menit dari komunikasi yang terakhir dilakukan. Pesawat dilaporkan mengangkut 11 penumpang dan empat kru pesawat.
Beberapa saat setelah pesawat jatuh, petugas pemadam kebakaran, tim medis, polisi, juga militer, segera dikirim untuk melakukan pertolongan.
Menurut Polisi Pegunungan Kanada, tiga orang yang luka dalam kecelakaan ini kemudian dibawa ke Rumah Sakit Qikiqtani di Iqaluit untuk perawatan. Satu orang dikabarkan dalam keadaan kritis.
Badan Keselamatan Transportasi Kanada akan segera melakukan investigasi atas jatuhnya pesawat ini. Namun hingga kini belum diketahui penyebab jatuhnya pesawat.
Sumber: VIVAnews
Pemimpin Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa menuntut Presiden Suriah, Bashar Al Assad untuk mundur dari jabatannya. Dan negara-negara tersebut mengancam akan memberikan sanksi tambahan. Tuntutan itu terjadi seiring dengan kekerasan yang semakin brutal di negara tersebut.
Mendapatkan tuntutan mundur dari pemimpin Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa, tidak membuat Al Assad berdiam diri. Ia akan tampil di televisi. Dan wawancaranya akan segera disiarkan.
Seperti dikutip dari NewsYahoo, kantor berita yang dikelola negara mengatakan Al Assad juga akan memberikan komentar mengenai reformasi pemerintahannya dan visi masa depan untuk Suriah. Wawancara televisi ini merupakan penampilan keempat Al Assad di depan publik sejak terjadinya pemberontakan terhadap 40 tahun kekuasaannya yang meletus sejak pertengahan Maret lalu.
Selama ini, Assad sangat jarang memberikan wawancara ke media-media lokal. Dalam penampilan sebelumnya, Assad memberikan pidato di televisi nasional. Pidatonya tersebut bukan membuat rakyat Suriah tenang justru sebaliknya. Ketegangan semakin meradang dan berlanjut ke jalan. Mereka protes dan meminta Assad untuk mundur.
Tetapi, hal itu tak membuat Assad menyerah. Ia kembali berpidato pada 20 Juni lalu. Ia menyalahkan kerusuhan yang terjadi karena adanya konspirasi asing. Dalam pidatonya itu tak sedikitpun Assad memperlihatkan tanda-tanda akan mengakhiri kekuasaannya di negara tersebut.
Permintaan pemimpin Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa agar Assad mundur hanya ditangapi dingin oleh Pemerintah Suriah.
Seperti diberitakan surat kabar Al-Thawra, pemerintah Suriah menolak panggilan dari Obama dan segala bentuk intervensi asing dalam urusan internal Suriah.
Sumber: VIVAnews